Senin, 25 November 2013

JENDELLA




Matanya yang tajam tak pernah lelah memandang,meski telah berulang sosok itu ia pandang.
Tapi dalam kedua bola matanya,kamu selalu istimewa
dan ketika dia mulai menuangkan tintanya, dalam secarik kertas kusam tak bersuara
sosok mu terus dan masih akan tetap sempurna dalam goresan tintanya.
Dia tidak gila,dia hanya penyendiri, dengan caranya ia mengagumi mu,dengan caranya dia menulis lembar demi lembar kumpulan surat kusam yang tak pernah terkirimkan.
Hanya jendela yang menjadi saksi bisu,tempatnya memandang.
Menikmati keindahan sosok mu yg teramat sempurna baginya.
Kerinduan yang tak pernah tersampaikan,
seperti lembaran,lembaran surat itu,yang tak pernah ia berikan pada mu.
Hanya dengan menulis,dia mulai merangkai kata demi kata. Menjadi sebuah kalimat yg ia suguhkan untuk mu, kalimat dan surat yg tak pernah kau ketahui.
Ya!, anggaplah dia bodoh,tapi hanya dgn cara itulah dia bisa mengobati setiap awan kerinduan yg mulai menghitam.
Dia terlalu malu untuk sekedar menyapa mu.
Dia terlalu takut untuk sekedar melewat didepan mu.
Dia terlalu gugup untuk sekedar mengirimkan setiap lembar surat yang ia buat untuk mu..
Tapi ingat. Dia bukanlah Psikopat, dia hanya salah satu dari ribuan orang yang ingin dapatkan perhatian mu,yg juga tak tahu mengapa bisa sayang sama kamu.
Tanpa memiliki alasan yg mampu ia guratkan dalam bisunya, dalam setiap lembar
surat yg ia tulis dan simpan untuk mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar