Apa yang harus ku tulis
dalam kertas putih ku?
Tak ada satu pun ide yang
terlintas dalam otakku.
Apa aku harus menyapa mu
lebih dulu?
Atau ku perkenalkan diriku
pada mu?
Tapi semua hanya akan
terlihat sama bukan?
Baik kau tau atau tidak .
Itu hanya akan terasa sama
bagi mu.
Secercah asa yang ingin ku
tulis, semua lenyap begitu sekilas bayangan tentang mu menyapa.
Kamu terlihat berbeda,
bukan kamu sama saja, hanya saja ketika cinta menyapa
ku-kau-terlihat-istimewah-di mata.
Aku ingat, bagaimana
menjijikannya diriku saat perasaan kikuk itu menguasa ku. Aku telihat bodoh dan
idiot,
Dan ku yakin kamu merasa
risih terhadap ku.
Tak apa, terkadang cinta
memang membuat penikmatnya melakukan hal-hal konyol.
Sebuah asa itu masih
menggantung. Kau tau untuk siapa asa itu ku gantung?
Entahlah, aku masih merasa
ragu, yang dapat ku pastikan hanya asa itu akan tetap disana sampai sang imam
datang menjemput ma’mumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar