Senin, 06 Juli 2015

Bertanya pada siapa?

Bertanya pada siapa? Aku hanya punya diriku dan selembar kertas serta pulpen, biasakah ku rubah kedua hal itu menjadi sesuatu yang selama ini aku mau?
Bahkan pulpen dan kertas ku sebentar lagi akan habis, apa masih bisa? Tidak, aku tidak akan berharap lebih pada selembar kertas yang hampir koyak itu. Apalagi pada sebuah pulpen kosong tak bertinta, lalu apa yang selama ini ku tulis didalamnya? Apakah terbaca mata? Tentu saja tidak, tapi mengapa aku bisa bicara jika kertas dan pulpen kosong itu akan habis? Bukankah mereka masih sama-sama kosong?
Sama-sama tak bisa ku rubah jadi apa-apa, tapi tidak!
Aku telah mengisi kertas koyak itu, hingga sebentar lagi habis dengan setiap deretan kalimat yang ku tulis dengan pulpen kosong ku. Apa masih tidak terbaca?
Tapi kenapa setiap deretan baris kata itu terus bisa ku lihat disana? Terus bisa ku baca hingga hampir bosan aku melihatnya? Apa sekarang aku terlihat bodoh?
Tapi bukankah tidak semua hal yang tidak bisa dilihat mata itu tidak ada?
Atau hampir semua hal di dunia ini tak terlihat, tapi ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar